Jumat, 30 Oktober 2009

Asfiksia Neonatorum Dan Tatalaksananya

Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara
spontan, teratur dan adekuat.

Etiologi Asfiksia Neonatorum
Etiologi atau penyebab asfiksia Neonatorum meliputi, Asfiksia intra uterin, Bayi kurang bulan,
Obat-obat yang diberikan/diminum oleh ibu, Penyakit neuromuscular bawaan (congenital),Cacat bawaan, Hipoksia intrapartum

Derajat Berat Ringannya Asfiksia
1. Normal bila nilai APGAR 7 – 10
2. Asfiksia sedang bila nilai APGAR score 4 – 6
3. Asfiksia berat bila nilai APGAR score 0 – 3

Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi asfiksia nenonatorum meliputi faktor ibu dan janin. Faktor dari ibu
diantaranya adalah : gangguan his, hipotensi mendadak pada ibu, hipertensi pada eklamsia,
gangguan mendadak plasenta, sedangkan faktor dari janin meliputi : gangguan aliran darah
dalam tali pusat karena tekanan tali pusat, depresi pernafasan, ketuban keruh/mekonium

Tanda Dan Gejala Asfiksia Neonatorum
Tanda- tanda klinik yang perlu diamati yaitu Pernapasan, Denyut Jantung, Warna kulit. Gejala
klinis dibagi menjadi : apnu primer : pernafasan cepat, denyut nadi menurun dan tonus
neuromuskular menurun dan apnu sekunder : apabila asfiksia berlanjut, bagi menunjukkan
pernafasan megap-megap yang dalam, denyut jantung terus menurun, bayi terlihat lemah
(pasif), pernafasan makin lama makin lemah

Penatalaksanaan Asfiksia Neonatorum
Resusitasi :
Memastikan saluran napas terbuka
1. Letakkan bayi dalam posisi telentang atau miring dengan leher agak tengadah (ekstensi).
2. Keringkan tubuh dan mulut bayi dengan handuk kering, kecuali pada bayi dengan
meconium staining.
3. Bila perlu letakkan lipatan handuk atau selimut di belakang bahu bayi
4. Hisap lendir mulai dari mulut kemudian hidung bayi sampai dengan orofaring dan bila
diperlukan sampai trakea.
5. Bila perlu masukkan pipa endotrakeal untuk memastikan saluran napas terbuka.
Memulai pernapasan.
1. Lakukan rangsangan taktil dengan menepuk telapak kaki, menyentil tumit atau
menggosok punggung/dada bayi
2. Nilai pernapasan, denyut jantung dan warna kulit berturut-turut : napas apakah apnu atau
pernafasan normal, frekwensi denyut jantung : hitung frekuesi jantung apakah > 100 x/menit
atau <> 100x/menit, napas spontan, hentikan PPV, bila tidak napas spontan,
PPV lanjut
- Denyut Jantun 60 – 100 x/menit dan bertambah, lanjutkan PPV
- Denyut Jantun 60 – 100 x/menit dan tidak bertambah lanjutkan PPV, bila Denyut Jantung
<> 100x/menit dan bayi bernapas spontan.
Bila perlu pasang sonde lambung melalui mulut untuk mengurangi tekanan udara dalam
lambung

Intubasi Endotrakeal Pada Asfiksia Neonatorum
Indikasi :
1. Bila diperlukan PPV agak lama
2. Bila ventilasi dengan balon dan sungkup tidak efektif
3. Bila perlu melakukan penghisapan lendir di trakea
4. Bila ada kecurigaan hernia diafragmatika
Cara:
1. Penolong berdiri di sisi atas kepala bayi sambil memegang laringoskop dengan tangan
kiri
2. Masukkan daun laringoskop dengan menyusurkan daun laringoskop melalui lidah ke
valekulum.
3. Setelah daun laringoskop masuk, angkat daun laringoskop sedikit sehingga lidah akan
terjulur dan farings terlihat
4. Segera setelah pita suara dan trakea terlihat masukkan pipa endotrakeal, dengan
memegang pipa tersebut dengan tangan kanan dan memasukkannya dari sebelah kanan mulut
bayi
5. Bila pita suara membuka masukkan pipa sampai tanda pita suara di pipa, sehinggga pipa
akan terletak dalam trakea di tengah antara pita suara dan karina.
6. Keluarkan laringoskop, periksa letak pipa untuk meyakinkan pipa masuk ke trakea

Tidak ada komentar: